Bahas Strategi Tuberkulosis Risiten Obat, Mahasiswa FKK UMJ Raih Medali Silver

Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Kesehatan (FKK) Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) membahas Strategi Tuberkulosis Resisten Obat pada Pekan Ilmiah Andalas 2025 di Universitas Andalas Padang. Pada kompetisi ini, mahasiswa tersebut meraih Medali Silver dan Poster Terbaik. Kompetisi ini diselenggarakan selama dua hari dari 11 hingga12 Mei 2025 lalu.

Baca juga: Dua Prodi FKK UMJ Borong Akreditasi Unggul

Mahasiswa tersebut ialah Agnes Hamdini dan Nadhila Nurul Afivah yang berasal dari Prodi Kedokteran dan Kesehatan FKK UMJ. Mereka mengikuti Kompetisi esai dengan mengajukan judul Terapi Nanoteknologi Dan Mikobakteriofag D29 Lysin B: Strategi Inovatif Untuk Tuberkulosis Resisten Obat.

Agnes mengatakan bahwa judul ini diambil berdasarkan meningkatnya jumlah kasus Tuberkulosis Resisten Obat (TB-RO) yang menyebabkan sekitar 160 ribu kematian setiap tahunnya. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa mikobakteriofag dapat menjadi alternatif yang lebih murah dibandingkan dengan antibiotik untuk TB-RO, serta memberikan waktu pengobatan yang lebih cepat, hanya 1 hingga 14 minggu.

Sedangkan menggunakan antibiotik yang biasa digunakan pada TB-RO yang bisa memakan waktu hingga 24 bulan dengan biaya mencapai 222 juta rupiah hingga pasien sembuh. Selain itu, penggabungan terapi ini dengan nanoteknologi menghasilkan pengobatan yang lebih tepat sasaran dan lebih cepat.

“Dengan demikian, terapi ini tidak hanya dapat menyelesaikan masalah di Indonesia, tetapi juga berpotensi menjadi solusi untuk permasalahan kesehatan dunia,” ujarnya saat diwawancarai pada hari Selasa (20/5) oleh reporter KSU.

Agnes mengatakan kegiatan ini memberikan pengalaman berharga yang dapat memperluas wawasan ilmiah dan memberikan kesempatan untuk bertemu dengan mahasiswa dari berbagai universitas. Ia mengatakan lomba ini bisa membantunya mengasah kemampuan menulis serta sebagai sarana pengembangan pemikiran kritis mengenai isu-isu relevan di bidang Kesehatan Gizi.

“Hal menarik selama kompetisi itu bisa berinteraksi dengan teman-teman dari universitas lain yang memberikan perspektif baru tentang cara berpikir dan cara melihat isu yang berbeda,” ujarnya.

Agnes berharap kegiatan ini dapat terus berkembang, tidak hanya sebagai ajang kompetisi, tetapi juga sebagai wadah untuk saling berbagi pengetahuan dan ide-ide inovatif di kalangan mahasiswa. Ia juga mengatakan agar dapat lebih banyak topik-topik menarik yang dapat dibahas untuk mendalami isu-isu yang relevan dengan perkembangan zaman.

Pada kesempatan yang sama, Nadhila Nurul Afivah juga berharap agar ke depannya lebih banyak mahasiswa UMJ yang turut ambil bagian dalam ajang perlombaan ilmiah antar universitas. Dengan demikian, UMJ dapat menunjukkan bahwa kampus ini mampu bersaing dan berkontribusi dalam dunia ilmiah.

Mereka berhasil bersaing dengan 750 tim pada babak penyisihan dan berhasil masuk ke dalam 12 tim final. Dalam tahap final, mereka bersaing dengan universitas ternama di Indonesia, seperti UI, UGM, UNAIR, UNPAD, UMY, Universitas Lambung Mangkurat, serta berbagai universitas lainnya.

Editor : Sofia Hasna
Sumber : https://umj.ac.id/kabar-kampus/2025/05/bahas-strategi-tuberkulosis-risiten-obat-mahasiswa-fkk-umj-raih-medali-silver/

Written by